• Home
  • Profil Pembalap
  • Perjalanan Penebusan Oliver Rowland: Dari Masa Vakum hingga Menjadi Juara Formula E

Ketika Oliver Rowland kehilangan kursi balapnya di Formula E pada paruh kedua Musim ke-9, sedikit yang menyangka ia akan mampu kembali dengan gemilang. Meskipun sempat menunjukkan kilasan performa luar biasa, kariernya hanya menghasilkan satu kemenangan dan motivasinya mulai memudar. Namun, hanya dua tahun kemudian, Rowland berhasil melakukan kebangkitan luar biasa dan menjadi Juara Dunia Formula E bersama Nissan.

Transformasi Rowland dimulai ketika ia memutuskan untuk beristirahat dari ajang tersebut. “Saya tidak lagi menikmatinya dan kehilangan sebagian motivasi,” akunya. “Meninggalkan kompetisi di pertengahan musim adalah risiko besar, tetapi keputusan itu membuat saya sadar apa yang perlu saya lakukan untuk membangun diri kembali dan memanfaatkan sepenuhnya kesempatan bersama Nissan.”

Kembalinya Rowland pada Musim ke-10 membuktikan bahwa keputusannya itu benar. Ia dengan cepat menemukan ritmenya, meraih podium di Diriyah, São Paulo, dan Tokyo, sebelum mengamankan kemenangan di Misano. Meskipun sempat absen di Portland karena sakit, ia menutup tahun dengan gemilang melalui kemenangan bersejarah di London — pertanda awal dari kesuksesan yang akan datang.

Musim ke-11 menjadi momen di mana Rowland berevolusi dari sekadar penantang menjadi seorang juara. Setelah awal yang lambat, ia mencatatkan rangkaian hasil luar biasa dengan finis di posisi pertama atau kedua dalam tujuh dari delapan balapan berturut-turut. Konsistensi dan fokusnya menempatkannya di puncak klasemen kejuaraan, namun ia memberikan pujian sebesar-besarnya kepada timnya. “Bagian terbaik dari Nissan adalah semua orang selalu ingin menjadi lebih baik. Manajemen percaya pada saya dan membangun lingkungan yang tepat untuk meraih kesuksesan,” ujarnya.

Meskipun memiliki keunggulan besar, Rowland menolak untuk merasa aman. “Saya tahu satu akhir pekan yang buruk bisa mengubah segalanya,” jelasnya. “Menjelang balapan terakhir di Berlin dan Jakarta, saya merasa gugup namun tetap bertekad. Setelah semuanya berakhir, perasaan saya campur aduk antara lega dan tidak percaya.”

Perjalanan Rowland bukan hanya tentang balapan; ini juga sangat pribadi baginya. “Saya mengalami masa sulit ketika tidak memiliki kontrak,” ungkapnya. “Secara mental itu sangat berat, tetapi bisa kembali dan mencapai semua ini membuat saya merasa sangat bersyukur. Meraih gelar ini seolah mengangkat beban besar dari pundak saya.”

Sekarang, sebagai Juara Formula E yang bertahan, Rowland menatap ke depan untuk mempertahankan gelarnya pada musim 2026/27 — musim pertama era GEN4. “Saya melihat karier saya akan berakhir di Formula E,” katanya. “Saya ingin terus berkembang bersama kejuaraan ini dan membantu membawanya ke level yang lebih tinggi. Nissan percaya pada saya ketika hanya sedikit yang melakukannya, dan gelar ini bukan hanya milik saya — tetapi milik seluruh keluarga besar Nissan.”

Dengan mobil GEN4 yang akan memulai debutnya pada tahun 2026 dan tantangan baru di depan mata, kisah kebangkitan Oliver Rowland menjadi bukti bahwa ketangguhan, kerja sama tim, dan keyakinan dapat membawa pada kesuksesan luar biasa — baik di dalam maupun di luar lintasan balap.

Share this post

Related posts